Jumat, 28 November 2014

Baju Akad Nikah

Assalamu'alaykum

Lanjut ke baju akad nikah ya... Tadinya aku ga berencana untuk membuat baju akad nikah sendiri karena sudah bisa pakai baju akad dari Chikal. Tapi.......karena racun dari sepupuku, yaitu Mbak Mar jadilah aku menambah satu printilan baru, yaitu BAJU AKAD NIKAH

Awal cerita aku buat baju akad adalah saat aku, ibuku, dan Mbak Mar menyusup ke Tanah Abang untuk cari seragam panitia sekalian berbagai macam isi seserahan. Aku keracunan Mbak Mar untuk bikin baju akad. Akhirnya aku beli bahan lace di Tanah Abang. Harga per meternya kalau ga salah ingat sekitar 300.000-an. Dan aku mau buat gamis aja karena kalau buat kebaya kayanya bakal jarang dipakai ya.... Kalau gamis, bisa dipakai untuk acara-acara resmi kapan pun. Jadilah aku beli lace 3 meter lebih dan bahan pelapisnya berupa satin dengan panjang yang sama.

Dimana jahitnya? Aku memantapkan hati ke QZM (Qozim) Pasar Sunan Giri. Kalau aku ga rencana bikin baju akad nikah, mungkin sampai sekarang aku ga menginjakkan kaki di sana kali ya....Dan pastinya aku ga tahu rupanya seperti apa. Menurutku pasar Sunan Giri tuh sepi dan harganya lumayaaannnn....mmmmmhhhhh....mahal. Tapi aku kan ga mau beli baju jadi, aku mau jahit...

Jujur, aku belum punya desain bajunya. Untungnya, di QZM ada majalah-majalah yang bisa dicontek desainnya. Dan aku naksir dengan yang satu ini:



Aku diingatkan oleh pegawainya Qozim kalau hasil bajuku mungkin ga akan benar-benar persis dengan gambar di atas karena gaun di gambar itu detilnya bukan dibuat dari aplikasi jahitan tapi memang sudah begitu corak dan motifnya alias emang udah bagus dari sananya kainnya. Dan aku dibuatkan desain yang kira-kira akan dibuat untuk gamisku. Ini dia desainnya


Hasil akhirnya? Tunggu post-post selanjutnya

****Bonus**** (halah...)

Sudah lama aku suka dengan kebaya hasil rancangan Mbak Vera Anggraini. Aku pernah iseng tanya ke Mbak Vera yang sudah sangat terkenal dengan kebayanya. Aku pribadi sangat terpukau dengan kebaya hasil karyanya. Sangat sangat sangat suka.

Aku iseng tanya harga kebayanya melalui emailnya di verakebaya@me.com
Model kebaya yang aku taksir adalah yang ini
Mbak Vera ini orangnya ramah bangeeeettttt. Dia balas emailku walaupun belum tentu aku pesan. Dan ini balasannya:

Maaf baru balas,
Salam kenal...


Kebaya biasa/standar start from 8jt belum termasuk bahan (kain/lace/brokat). Bahan boleh bawa sendiri. 
Kebaya akad/pemberkatan biasanya start from 25jt. 
Kebaya resepsi start from 30jt. Untuk kebaya pengantin sudah full mote/payet & swarovski. 
Biasanya klien lebih suka bawa bahan sendiri, dengan motif yg disukai. 
Atau bisa aku temenin belanja di toko bahan untuk padu padan motif, warna dan desain yg mungkin akan dicocokkan dgn tema/konsep wedding atau baju keluarga.
Di aku juga ada stok bahan yg bisa dipilih kalau ada yg cocok.
Tetapi tetep semua budget diatas itu cuma gambaran dasar, semua tergantung sama final desain, material tambahan dan panjang pendeknya kebaya. 

Berapa lama proses pengerjaannya ? Relatif, tergantung banyak tidaknya project yang masuk. Karena saya sangat membatasi produksi. Artinya apabila dalam sebulan dirasa sudah full maka saya tidak mungkin bisa menerima tambahan project. Prinsipnya semakin lama rentang waktu yang tersedia semakin baik.

Saya tidak ada sewa menyewa kebaya, semua by order dan tidak ada ready stok. Kalau pun ada ready stok itupun sangat sedikit. 

Prinsipnya saya terbuka untuk ngobrol baik tentang desain maupun tentang budget, flexible kok hehe...
Butik cuma buka kalau ada janji ketemuan atau fitting klien. Apabila ingin mampir ke butik, sebaiknya bikin janji dulu biar enak atur waktunya.

Untuk detailnya atau bikin janji ketemu saya dibutik bisa hubungi 021-72791444 ( jam kerja ) dengan Mba IMA

Thanks ❤️❤️🙏🙏
Vera Anggraini

Verakebaya
Jalan Ahmad Dahlan 45
Kebayoran Baru - Jakarta Selatan  *)

*) balasan email ini tertanggal 14 Maret 2014, perubahan harga bisa saja terjadi sekarang

Hmmmm... tabunganku bisa ludes...tapi aku berharap suatu hari nanti bisa jahit kebaya di Mbak Vera. Untuk sekarang, kumpulin pundi-pundi dulu.

Semoga bermanfaat,
Assalamu'alaykum wrwb.

Senin, 10 November 2014

Undangan

Assalamu'alaykum wrwb

Ini adalah perintilan pernikahan yang bikin aku deg-degan. Bisa ga ya.... pesen undangan cepet jadi. Persiapan pernikahanku 2 bulan, mulai dari lamaran sampe hari H. Adudududududuh....

Dulu aku pernah membayangkan.... aku mau souvenir di pernikahanku payung lipat kemudian undangannya berbentuk paper bag gitu. Jadi, kasih undangan sekaligus kasih souvenirnya, ga perlu repot bagi-bagi di meja penerima tamu. Tapi karena souvenirnya ga jadi payung dan aku berpikir kalo undangan sekalian souvenir itu untuk orang-orang jauh yang ga bisa hadir. Ya sudah, ga jadi deh konsepnya.

Aku udah cari-cari referensi tempat yang tepat untuk pesan undangan. Aku pikir, pesan aja di Tebet, minta anter kakakku ke sana. Eh ternyata calon suamiku waktu itu menawarkan diri untuk pesen undangan. Tapi.... aku tunggu-tunggu kabarnya ternyata belum pesan juga! Aku udah bingung. Mau ambil alih tugas, dia bilang ga usah. Tapi ga pesan-pesan juga. Masih cari referensi tempat yang cocok katanya padahal ortuku udah nanyain terus perkembangan undangannya dan waktu berjalan terus... Itu pun kami belum ada konsep mau seperti apa bentuk undangannya. Di pikiranku kan biar lihat-lihat dulu contoh undangan di tempat pesannya baru memutuskan mana desain yang cocok. Lah ini, tempat pesannya aja belum tahu gimana bisa lanjut....

Kalau gini ceritanya, aku pikir aku harus tentukan desain undangan. Syukur dipakai kalau sudah fix mau pesan dimana, biar langsung pesan. Tapi kalau ga dipakai, ya sudah yang penting ada yang sudah kulakukan. Mulailah aku berimajinasi undangan yang kumau. Kebanyakan undangan yang aku dapat selama ini ada beberapa halaman. Aku pengen yang simpel aja. Satu halaman udah cukup. Aku jadi beride membuat undangan yang tebal, ukurannya kecil aja, disampul amplop, dan penulisan waktu akad dan resepsinya ditulis bersebelahan aja, jadi ga perlu kalimat berbunga-bunga yang makan tempat. Peta tempat acara dicetak di balik undangan aja jadi lebih efisien. Kalau terjemahan ayat Alqur'an (yang biasanya Arruum:21) aku berencana dicetak di bagian belakang amplop aja.

Ternyata eh ternyata, ideku ini keduluan sama temen kantorku cuma ukurannya lebih besar daripada yang ada di pikiranku dan petanya dicetak di lembar terpisah. Aaaarggghhhh.... kesannya kan aku ikut-ikutan....

Tapi ga apa-apa. Ambil positifnya. Dengan begitu kan aku bisa langsung foto aja undangan temenku ini, kirim deh ke calon suami sebagai referensi. Ga perlu panjang-panjang ngejelasin. Setelah kukirim fotonya, ternyata langsung approved!!! Dia bilang oke untuk undangannya tapi ga perlu pake hiasan bunga-bunga seperti contoh undangan temenku padahal kan itu yang bikin undangannya kelihatan manis...terserah deh, pokoknya undangannya jadi dalam waktu dekat!!! Sebulan sebelum hari H baru pesan undangan -_- ''

Dan tentu saja akhirnya repot ngoprak-ngoprak pembuat undangannya. 500 undangan dalam waktu kurang dari sebulan! Tapi vendornya juga menjanjikan siap dalam waktu dekat (2 minggu kalau ga salah) padahal banyak dramanya... Calon suami akhirnya repot sendiri telepon vendornya. Mana ternyata undangan bengkak jadi 700!!! ---> artinya nambah lagi pesanan ke Chikal

Deg-degan, aku bener-bener deg-degan waktu itu. Sebenernya undangan bisa juga pesan di Chikal tapi menurutku lebih mahal harganya. Alhamdulillah, akhirnya selesai juga undangannya. Dan begitu lihat hasilnya, undangannya mirip pleg-pleg sama punya temenku cuma bedanya ga ada bunga-bunga hiasan. Aku juga lupa bilang tentang ideku untuk bikin petanya di bagian belakang undangan. Akhirnya petanya dibuat pada lembar tersendiri deh... yang di bagian belakang akhirnya dicetak Arruum:21. Catatan pentingnya, karena saking mepet waktunya, banyak yang agak melengkung undangannya.hiks hiks hiks :( Yang penting jadi deh undangannya. Jadi deh nikah!!! hehehe

Salah satu drama ngurus pernikahan adalah menentukan yang mau diundang. Aduuuuhhh ternyata buaaaanyaaak ya yang mau diundang. Dan akhirnya tetep aja ada yang kelewatan walaupun udah diinget2 siapa-siapa yang mau diundang. Lagipula jatah undangan untukku udah habis....Maafkeuuuunnnn...

Dan inilah undangan kami waktu itu, warnanya emas, ga sesuai sih dengan tema pernikahan kami sebenernya. Undangan disebar H-7. Persiapan 2 bulan wajar lah kalo belang blentong. *menghibur diri (amplopnya ga kufoto, pokoknya warnyanya emas)
nama (masih) dirahasiakan hehe




Zambega Catering

Assalamu'alaykum wrwb.

Pernah dengar nama katering ini? ZAMBEGA CATERING kurang lebih begitulah namanya.
Aku tahu katering ini karena marketingnya telepon aku waktu aku menyiapkan pernikahanku. Tapi teleponnya udah mepet banget sama hari H dan pastinya aku udah pake Chikal. Karena waktunya udah mepet, aku pikir ga usah dateng ke undangan TF dari marketingnya. Tapi karena dia nawarin TF nya di malam hari aku jadi tertarik datang karena aku belum pernah lihat Graha Zeni di waktu malam padahal acaraku 15 Juni malam. Seperti biasa, datang ke sana secara diam-diam.

Jadilah aku datang ke sana dengan tujuan utama melihat Graha Zeni di malam hari. Dan begitu aku sampai di sana, jujur aku tercengang dengan kondisi Graha Zeni saat itu. Beda banget! Menurutku, Graha Zeni itu kalo ga didandanin tuh terkesan kaku, dingin, plain. Tapi malam itu meriah banget kesannya. Yang perlu aku tekankan, aku ga tahu dekorasi ini dari Zambega atau bukan tapi aku acungi jempol karena mampu mengubah Graha Zeni.

Saudara-saudara, izinkan saya memperlihatkan keadaan Graha Zeni saat itu.
Acara pernikahan waktu itu menggunakan adat Sumatera Utara.
Begitu masuk Graha Zeni, ada kanopi selamat datang yang menyambut tapi ga kufoto dan menurutku lebih istimewa kanopi selamat datang di tempat lain. Kemudian, ada pergola bunga ini.



Dan begitu melewati pergola itu, inilah yang aku dapati




SILAU, men....


Jujur, aku jarang mendapati dekorasi pernikahan seperti ini. Banyak kristal-kristal gitu...


standing lamp
standing lamp juga, burung merpatinya ga asli


standing lamp juga
buffet tamu


VIP Room
VIP Room

LOVELY.... Aku suka banget sama tampilan Graha Zeni malam itu. Tapi sayang, pas aku minta Chikal untuk mendekor acaraku seperti itu, mereka belum bisa memenuhi... hiks :(

Untuk makanan katering Zambega, aku nyobain puding sama zuppa soup. Padahal aku ga suka zuppa soup loh, tapi pas nyoba zuppa soup yang diambil ayahku, aku jadi ikut ambil juga. Enak menurutku walaupun ga habis juga karena kenyang. Dan aku ga ambil menu lain karena aku berusaha supaya berat badanku ga naik menjelang pernikahan (walaupun aslinya aku gemuk tapi jangan sampe tambah gemuk lagi hufh...). Oh iya, puddingnya nyummyyyyyyy.... *slurrppp

Orang tuaku? Mereka juga ga nyobain yang lain. Maunya ngajak pulang terus...

Kembali ke tujuan semula, yaitu melihat kondisi Graha Zeni. Kondisi Graha Zeni di malam hari itu benar-benar gelap. Gedung tempat acaranya sih cukup ya penerangannya. Tapi pas ke luar...


teras Graha Zeni


semakin menjauh
tempat parkir
jalan menuju gedung


Gelap banget kan... hi....

Sekian,
Assalamu'alaykum wrwb

Jumat, 07 November 2014

Cokelatnya.... (Updated) Update


7 November 2014


Assalamu'alaykum wrwb



Kali ini aku mau berbagi pengalaman tentang cokelat. Ceritanya berawal dari keinginanku makan cokelat tapi yang nggak banyak mengandung gula. Aku kan udah gemuk, ga mau tambah gemuk! Tapi pengen cokelat......

Telusur punya telusur, cokelat yang bagus untuk dikonsumsi adalah dark chocolate dan dari sini aku mulai berselancar mencari dark chocolate di dunia maya. Akhirnya aku bertekad dengan penuh semangat untuk mencari dark chocolate minimal 70% (gila ga tuh!!! seberapa pahitnya ya....)

Lanjut punya lanjut, ternyata ga mudah juga ya menemukan dark chocolate dengan kandungan 70% cokelat di Indonesia. Merk-merk dagang yang kukenal sejak kecil ternyata mengandung banyak gula dan aku yakin ga ada yang sampe 70%. Akhirnya, aku menemukan bahwa ada sih....dark chocolate yang 70% ke atas tapi cokelat impor. Lindt, Godiva, Ritter Sport, Valrhona, dll adalah merk-merk cokelat impor yang banyak dibahas. ssstttt...kabarnya cokelat-cokelat ini enyaaaaaaakkkkk dan ada produk-produk yang harganya mahal punya.

Pekan lalu, aku mampir ke rumah ortuku di Klender, menunggu suamiku yang lagi lembur di kantor (nasib punya rumah jauh dari akses angkutan umum). Sepulang kantor, aku mampir dulu ke carrefour sebelum ke rumah ortu. Aku coba mencari, berharap, ada dark chocolate di sana. Cari 70% ga ada, cokelat yang ada di sana kebanyakan milk chocolate. Eng ing eng,,,, aku menemukan Ritter Sport nyempil di deretan cokelat. Kadar cokelatnya 50%. Aku pikir ga apa-apa lah, sebagai percobaan awal. Biar ga kaget makan cokelat yang biasanya manis terus tiba-tiba jadi pahit kalo langsung yang 70%. Langsung deh aku ambil, eh beli deng. Ga mungkin kan cuma ambil doang tapi ga bayar.... Harganya sekitar 18ribuan untuk cokelat Ritter Sport dark chocolate 50% seberat 65 gram.



Di perjalanan pulang ke rumah ortu dari Carrefour, aku ga sabar buat icip Ritter Sportnya. Akhirnya, aku makan deh itu cokelat sepotong. Dan rasanya memang enak!!! Enak bangeddddd malah. Rasanya pengen lagi lagi lagi dan lagi.....Tapi tetep harus inget, ga boleh berlebihan. Cokelat ini cepet meleleh menurutku. Jadi, pas udah sampe rumah, aku langsung masukin ke kulkas. Dan ternyata, aku lupa kalo udah simpen cokelat di kulkas. Alhasil, pulang ke Tambun tanpa bawa cokelat impor itu. Hiks!

Beberapa hari kemudian akhirnya aku cerita ke suami kalo aku lagi pengen makan dark chocolate. Coba-coba browsing, dapet info kalo di All Fresh ada Lindt! Pas banget.... rumah kami di Tambun, melewati rest area tol KM 19 dan di sana ada All Fresh. Jadilah kami ke sana Senin kemarin tapi sayangnya di sana ga ada Lindt, adanya Ritter Sport lagi. Tapi ga ada yang dark chocolate yang seperti di Carrefour. Adanya rasa-rasa lain yang 100 gr dan paket Ritter Sport yang ukuran mini yang terdiri dari beberapa rasa. Akhirnya kami beli paket Ritter Sport mini seharga kurang lebih 46ribu dan satu cokelat praline 100 gr kalo ga salah harganya sekitar 28ribu. Di jalan, suamiku nyoba yang ukuran mini dan dia mengakui cokelat ini memang enak!! Asli enak!!! dan itu artinya, cokelat ini memang enak bangeeeeddddd....Sebelum sampe di rumah, kami mampir ke Superindo dan suamiku membelikanku cokelat 72% Delhaize yang setelah kucoba memang pahit rasanya tapi it's ok, memang cokelat kaya gini yang aku cari. Saking enaknya Ritter Sport, suamiku sampe bolak-balik buka kulkas malam itu juga nyomotin Ritter Sportnya.


Ritter Sport Praline

Delhaize Noir 72% cocoa with raspberry&raisin

Ritter Sport Cornflake, paket Ritter Sport mini yang tersisa

Tapi keguncangan terjadi setelah itu (lebay...)
Ini adalah akibat kelalaian kami. Ternyata cokelat-cokelat impor ini menyimpan cerita tersendiri tentang kehalalannya. Aku ga bilang cokelat ini haram ya.... hanya saja aku juga ragu untuk bilang halal. Kenapa ragu antara halal dan haram?

Penelusuranku di jagad hiburan eh jagad maya menemukan banyak yang bilang kalo Ritter Sport ini haram. Ini beberapa yang aku temukan
1. http://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000009343485/coklat-ritter-sport-halal-ga-ya
2. https://sites.google.com/site/halaldk/food-items/halal-haram-chocolates
3. https://twitter.com/PatingCelometan/status/275794658486009859

Di lain pihak, aku juga menemukan adanya pengakuan bahwa ada produk Ritter Sport yang tidak mengandung alkohol di sini dan di sini (sila gunakan google translate ya hehehe bahasanya Jerman kawan....)

Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa Ritter Sport ini bisa dikonsumsi oleh umat muslim. Sila lihat halaman 20 link ini (teteuuuuppp butuh google translate)

Kemudian, mungkin ada yang bertanya, kenapa tidak lihat komposisi sejak awal? Di situ akan terlihat apa saja isinya. Sebetulnya aku udah lihat komposisi saat membeli. Dan menurutku memang tidak terlihat ada komposisi yang haram ketika melihat deretan komposisinya.
Ritter Sport Dark Chocolate 50%


Ritter Sport Praline


Delhaize Noir 72% Cocoa (with Raspberry Raisins)
Tapi, setelah ngalor ngidul ngetan ngulon di internet, aku menjadi ragu. Bagaimana dengan "natural flavour"? Apa isinya? Bagaimana mendapatkan natural flavour itu? Bukan menuding ini haram, aku ragu. Apakah ini vanilla flavour? Atau yang lain?

Terkait vanilla flavouring ini, ada pembahasan lain. Berdasarkan sumber ini, vanilla flavouring terkategori haram karena menggunakan alkohol dalam prosesnya. Sedangkan yang boleh digunakan adalah vanillin yang dibuat dengan cara sintetis. Perhatikan ya, sumber tersebut adalah sumber dari luar negeri. Kalau untuk perisa vanilla yang di Indonesia aku ga punya sumber yang menyebutkan halal atau haram. Jangan sampe salah nih mpok... bang...., mungkin kalo yang di Indonesia perisa vanillanya sintetis kali ya, aku nggak tau.

Atau kalau bukan vanilla flavour, lalu apa? Dan bagaimana memproduksinya?

Ok, sejauh ini yang aku bahas di sini adalah Ritter Sport. Terus Dalhaize gimana donk? Yang ini agak susah dicari ya...jadi aku ambil keputusan untuk menyamakan perlakuannya dengan Ritter Sport.

Aku memang belum tahu produk-produk ini halal atau nggak. Jadi aku memilih untuk berhati-hati. Semalam aku buang Ritter Sport dan Dalhaize yang di rumah dan yang di rumah ortuku juga udah kubuang kemarin pas mampir ke sana. Cokelat-cokelat itu sudah sempat kami makan. Aku sempat makan Ritter Sport 50% beberapa potong dan aku rasa kakakku juga makan beberapa selama cokelatnya ada di kulkas ibuku. Aku juga udah makan Dalhaize sepotong. Suamiku yang udah banyak makannya. Praline dia udah makan kurang lebih setengah bungkus, yang ukuran mini udah 6 bungkus (ada rasa milk, praline, nougat, yoghurt) dia makan, tinggal 1 bungkus yang rasa cornflakes yang aku buang semalam.

Sekali lagi aku tekankan, aku belum tahu hukum pasti dari cokelat ini. Tapi aku lebih memilih untuk berhati-hati. Lebih baik tidak makan - walaupun aku akui rasanya memang enak - karena aku masih ragu. Konservatif? Terserahlah apa sebutannya. Bagiku, aku seorang muslimah dan aku dilarang untuk mengambil sesuatu yang meragukan dan/atau yang haram. Dan itu adalah konsekuensi dari keyakinan yang aku ambil.

Pernah kudengar selentingan kenapa harus dibuat ribet urusan ini? Alkohol cuma sedikit kan ga apa-apa.... Aku ga setuju dengan ini. Bagiku minuman beralkohol tetap minuman beralkohol. Babi tetap babi. Darah tetap darah. Ini tentang ketaatan kepada Rabb yang saya bersaksi tidak ada Tuhan kecuali Dia. Rasa enak masih bisa dicari.

Oh iya, ada cerita menarik tentang cokelat. Saudara dari teman suamiku mendapatkan cobaan dengan penyakit kanker paru-paru padahal dia bukan perokok. Dia seorang pramugari yang sering melanglang ke luar negeri dan sangat suka dengan cokelat yang dia temui di sana. Sebagai pramugari, mudah baginya mendapatkan cokelat dan mengonsumsinya. Ternyata, cokelat yang dia suka mengandung alkohol. Menurut cerita yang kudapat, ini menjadi pemicu kanker paru-parunya. Bukan karena alasan ini dan alasan itu kita menghindari apa yang dilarang tapi seharusnya kita menghindarinya karena memang dilarang.

Supaya berimbang dan juga sebagai info, cokelat-cokelat ini sudah memiliki nomor BPOM. Aku akan lebih senang kalau sudah ada label halal MUI nya. Rasanya akan lebih tenang.

Ritter Sport


Dalhaize
Akhirnya, aku cuma bisa mengatakan Wallahu a'lam untuk status cokelat-cokelat ini. Dan sejauh ini, aku memilih untuk tidak mencari cokelat idamanku karena produk yang selama ini kutahu jarang yang mengeluarkan seri dark chocolate sedangkan untuk mencari produk impor, aku pilih menahan diri. Post ini adalah hasil pencarianku sejauh ini. Kalau ada yang tahu lebih mendalam tentang status cokelat-cokelat impor, sila meninggalkan komentar - merk apa aja boleh (siapa tahu ada dark chocolate impor yang halal yang bisa kubeli dan lebih seneng lagi kalo harganya bersahabat sama kantong hehehe *masih ngarep). Atau kalau ada yang tahu perkembangan terbaru dari produk yang ada di postingan ini, boleh share juga. Ingeeettt....komentarnya yang informatif ya.

*******************************************************************************
                                                     UPDATE
*******************************************************************************
28 November 2014


Hari ini, 28 November aku mampir ke toko Rezeki. Sejak dulu, aku tahu ini sebagai toko buah tapi sekarang telah berubah karena lebih beragam produk yang dijual. Niatnya ke sini untuk beli buah dan ternyata di sana ada beeeeeerrrrrrrrrbagai macam cokelat impor.... Satu etalase penuh cokelat, belum lagi yang di rak-rak biasa lainnya. So, lets cekidot!!!


Cokelat-cokelat impor menurutku lumayan susah dicari di toko-toko, bahkan di supermarket sekalipun. Tapi di sini lumayan lengkap. Apa aja produknya? Inilah di antaranya:
ini nih etalasenya...nyummyyy ;p

Dan inilah cokelat-cokelat itu...































Walaupun aku menemukan berbagai macam cokelat di sini, aku tetep ga bisa beli cokelat yang aku mau seenaknya (padahal aku pengeeeeennn banget nyobain Lindt). Aku masih mencari dark chocolate yang halal dan ALHAMDULILLAH aku dapet cokelat yang aku cari-cari. Here it is....



Yupz, inilah dark chocolate yang kubeli. Akhirnya......... ada dark chocolate yang bisa kukonsumsi. ALHAMDULILLAH !!!

Ini label halalnya:


product details

ini dia logo yang aku cari-cari
Benar sekali!!! Ini adalah produk Malaysia dan label halalnya pun label halal dari Malaysia, belum ada label halal MUI-nya tapi bagiku itu cukup. Oh iya, cokelat ini kubeli dengan harga Rp20.600 per kemasan.

Bagi yang belum tahu dimana toko Rezeki, aku kasih tahu ya... Toko ini persis berada di seberang halte transjakarta HARMONI. Untuk yang mau mampir, monggo. Ada banyak cokelat di sana dan berbagai macam produk impor lainnya seperti biskuit, buah, sayur, produk kemasan, dan berbagai produk olahan. Menurutku, di sini banyak biskuit-biskuit dari Cina. Dan satu lagi, setelah kuperhatikan kebanyakan cokelat-cokelat  ini diimpor oleh satu perusahaan, yaitu PT Nirwana Lestari. Hmmmm, bisnis yang bagus menurutku. Banyak pecinta cokelat kan di dunia ini? Tapi untuk dark chocolate 80% cacao Beryl's ini ga ada nama importirnya. Mungkinkah PT Nirwana Lestari juga?

Untuk PT Nirwana Lestari dan importir lainnya, aku pengen kasih masukan. Ayo dong... diurus label halalnya biar ketahuan mana yang bisa dikonsumsi ummat muslim, mana yang nggak. Kalo udah ada labelnya, kan jadi tenang belinya...


**************************************************************************************
                                                             UPDATE
**************************************************************************************

19 Desember 2014

Karena agak panjang, update tentang Ritter Sport aku buat di post terpisah. Klik di sini