Rabu, 21 Mei 2014

Katering Mardika

Assalamu'alaykum saudaraku....

Posting tentang katering aku mulai dengan Katering Mardika. Bukan Mahardika ya... tapi Mardika, beda loh..



Selama masa persiapan mulai April kemarin sampai hari ini sebenarnya aku ga TF Mardika tapi aku udah makan makanan dari katering ini di acara kondangan dari aku masih kecil. Kenapa? Karena Mardika ini dekat dengan rumahku dan tetangga-tetanggaku kalau mengadakan acara pernikahan tuh pakai katering ini dan untuk rasa, jangan tanya! Saya jamin, enak! Porsinya pun banyak, mereka jujur dalam hal porsi makanan.

Dari awal, aku udah punya niat untuk pakai Mardika karena udah tahu betul rasanya tuh selalu enak. Favoritku adalah asinan buah dan pempeknya. Subhanallah, enak bangeeeeeeettttt. Ini aja aku jadi lapar ngebayanginnya! Sebelum dapat gedung, ibuku beride untuk memakai Gelanggang Remaja Rawamangun seperti temanku tapi aku tetap ga mau karena menurutku gedungnya ga cukup untuk 1.000 tamu dan dia ga rekanan dengan Mardika.... Aku mau Mardika.... Aku juga udah keburu ga sreg dengan katering yang dipakai temanku itu...

Karena pas aku ambil brosur katering rekanan Zeni, Mardika ini ga ada, aku jadi mundur. Chargenya lumayan, 25% dari total pesanan kalau ga salah. Selamat tinggal Mardika.... Dengan hati luka (halahhh) aku memilah-milah katering yang rekanan dengan Zeni. Sambil minta PL ke masing-masing katering melalui email, aku iseng-iseng cari websitenya Mardika *belum move on. Alhamdulillah, ketemu dengan web Mardhika. Dan yang mengejutkan, ternyata dia rekanan Graha Zeni. Aku lihat di sini. Masya Allah... ternyata Mardika rekanan dengan Zeni. Alhamdulillah, pikirku.

Aku coba kirim email ke Mardika untuk menanyakan PL dan asal tahu aja nih Saudara-Saudara, Mardika termasuk lama mengirim balasan. Aku ga tahu apakah karena ga tahu ada email masuk nanyain PL atau karena sibuk, emailku baru dibalas beberapa hari kemudian. Dan balasannya pun hanya total harga dan scan brosur mereka (aku udah punya brosurnya di rumah sebelum kirim email), ga seperti katering lain yang membuatkan penawaran khusus dalam bentuk excel atau word.

Ini untuk masukan ke pihak Mardika aja sih, tolong lebih cepat dan sigap terhadap pelanggan supaya Mardika bisa melebarkan sayap ke pelanggan-pelanggan lain dan bisa direview baik. Jujur, untuk mencari review katering Mardika, aku ga banyak menemukan review padahal kalau dari segi makanan dan paket, dia bisa bersaing. Tapi.... kalau dari segi harga, kalau dibandingkan dengan yang lain, Mardika jadi kelihatan mahal menurutku. Dengan harga yang ditawarkan, aku bisa dapat lebih dari katering sebelah. Tapi sungguh, katering ini saya rekomendasikan karena memang rasa masakannya muaknyus! Lidah saya sampai hari ini tidak kecewa dengan makanannya. Dan porsinya, saya puas!

Kalau dari segi dekorasi, aku rasa Mardika juga perlu melakukan peningkatan. Aku jarang melihat dekorasi pelaminan modern kalau datang ke pernikahan yang pakai Mardika. Selama ini selalu gebyok modifikasi yang aku lihat. Ayo Mardika, lebih tingkatkan lagi paketnya!

Nah, yang awalnya saya keukeuh pakai Mardika, sekarang saya jadi menimbang-nimbang lagi. Setelah banyak baca blog-blog orang tentang katering, saya jadi punya banyak pilihan dan wawasan saya jadi terbuka (tsaaaahhh). Lagipula, kok jadi mahal ya kelihatannya paketan dari Mardika.... :(

DIPUJI atau DIGUNJING

Assalamu'alaykum...

Dilihat dari judulnya udah tau dong, apa yang mau dibahas? Jawabannya adalah MA-KA-NAN.
Dalam pernikahan, menu katering tuh kuncinya! Suguhan utama kita kepada tamu adalah makanan. Banyak lidah yang harus dilayani, banyak saraf yang harus dipuaskan, banyak perut yang harus dikenyangkan :D

Selama aku kondangan ke berbagai tempat, makanannya memang sih ga jauh-jauh menunya dan rasanya juga kebanyakan begitu itu. Tapi pernah loh, datang ke kondangan, rasa makanannya tuh aduuuhhh,, ga banget. Dan sepulang kondangan, rasa makanan yang ga enak ini yang dibahas. Waduh... panjaaaanggg banget pembahasannya. Gosiiiippp tak henti-henti.

Aku juga pernah datang ke acara pernikahan yang makanannya tuh yang mmmmmhhhh nyummmyyyy sangat! Duh, sepulangnya dari situ, makanan lagi yang jadi bahan pembicaraan. Cuma sayang, waktu itu aku ga begitu peduli untuk mencari tahu, katering apa yang makanannya enak, katering apa yang makanannya ga enak. Sekarang baru deh rusuh...

Tapi bener loh, bagiku makanan tuh memang harus jadi prioritas. Bayangkan ya, kita MENGUNDANG orang untuk datang ke acara kita. Secara sadar loh, mengundangnya. Otomatis, kita harus melayani tamu dong. Bayangkan, tamu yang udah bela-belain dandan rapi dari rumah, bermacet-macet di jalan, cape-cape belain datang memenuhi undangan kita, masa' ga dilayani dengan baik. Nah, melayaninya bagaimana? Ya dengan suguhan makanan salah satunya. Kalau sikap ramah, menyambut sih udah pasti ya. Makanan ini loh yang harus dipikirkan. Udah cape di jalan, pas makan eh makanannya ga enak. Kalau seperti itu, rasanya kecewa kali ya....

Jadi, untuk mencari katering, aku berniat mencari dengan sungguh-sungguh! tetep yang murah juga, hehehehe
Oh iya, aku mau ambil yang paketan aja biar ga ribet mondar-mandir. Jadi, mulai dari sini kita akan bahas tentang makanan. Kayanya topik ini yang bakalan banyak dibahas di blog para calon pengantin dan bagiku proses cari katering itu seru banget dan paling enyaaaakkkkk! :D

Salah satu hal yang harus diperhatikan waktu cari katering adalah apakah katering itu rekanan dengan gedung karena ini akan berpengaruh ke charge yang akan dibebankan ke kita walaupun sebenarnya sih sekarang banyak gedung yang mewajibkan untuk memakai katering rekanan.

Ngomong-ngomong soal rekanan, sesudah booking Graha Zeni, kami bawa pulang bejibun katalog katering rekanan Zeni. Banyak bangeeettt.... mungkin ada 30 katalog kami bawa, lebih malah sepertinya. Bagaimana memilihnya ya??? @.@
Nah, di antara katalog-katalog itu, ada katering-katering yang bersliweran di blog-blog dan dijamin mutunya. Tapi tetep ya harus dipelajari. Ada satu katering yang aku yakin banget ga akan aku ambil karena pernah lihat performanya di pernikahan temanku di Gelanggang Remaja Rawamangun karena aku kurang selera dengan makanannya. Namanya selera, ga bisa dipaksa kan? Aku ga selera, tapi orang lain mungkin selera.

Proses pencarian katering ini bagiku lumayan.... membingungkan! Seperti yang banyak dilakukan orang, hal pertama yang dilakukan adalah menanyakan price list. Katering mana yang mau ditanya? Bingung sebetulnya karena banyak banget rekanan Zeni. Tapi kami coba untuk sortir sedikit demi sedikit. Dan terpilihlah beberapa katering untuk ditanya PL-nya. Pakai metode apa sortirnya?
1. Metode pengalaman pernah mencoba katering yang kami ingat
2. Metode baca review blog-blog para calon pengantin dan lulusan capeng
3. Metode firasat hati alias feeeling owh owh feeling :D

Jadilah katering ini yang aku minta PL:
1. Katering Mardika
2. Maharani
3. Puspita Sawargi
4. Chikal Primarasa
5. Adiyasa Catering
6. H. Tinah Catering
7. Tidar's Catering
8. Hendra Pelangi
9. Nazwa

Untuk nomor 1 sampai 4 insya Allah mau kubuatkan reviewnya tapi kalau nomor 5 sampai 9 aku ga ada reviewnya karena udah ga sempat keliling lagi dan udah malas rasanya coba-coba ke tempat lain lagi. Malah bikin tambah bingung milihnya ;p

Nah, dari sembilan katering itu, nomor 1 sampai 7 yang membalas emailku untuk minta PL-nya, itu pun bertahap dalam beberapa hari. Ada yang cepat balasnya, ada juga yang sampai beberapa hari, ada juga yang perlu ditanya 2x baru balas email. Selebihnya ga balas email. Itulah perjalanan awal mencari katering.

Setelah dapat balasan email, aku lumayan kaget dengan harga-harganya dan tiap katering punya sedikit perbedaan isi paket. Karena tiap price list kan dirinci tuh apa yang didapat dan ada yang katering A kasih tapi katering B ga kasih, aku punya ide untuk membuat excel dari keenam katering itu. Aku jajarkan apa yang bisa didapat dari tiap-tiap katering dan berapa harga totalnya. Maksudnya supaya mudah membandingkan gitu... Setelah jadi, aku laporan ke keluargaku dan calon suami untuk berunding mau ambil yang mana. Tapi karena excel perbandingan ini, aku dan calon suami sempat mengalami salah paham. Tapi alhamdulillah sudah jelas sekarang dan insya Allah semua bisa dilanjutkan dengan baik. ;)

Oh iya, dari balasan email itu, kebanyakan katering tidak langsung menawarkan untuk test food. Dari 7 katering yang balas email, cuma 3 yang langsung menawarkan untuk test food, yaitu Maharani, Adiyasa, dan Puspita Sawargi. Tawaran test food? nyummmyyyy... :p
Saya pribadi sangat terkesan dengan katering yang langsung nawarin TF walaupun belum tentu kita jadi pelanggan mereka *modus
Terima kasih Maharani, Adiyasa, dan Puspita Sawargi...

Mmmmhh, untuk hasil TF, di post tersendiri aja ya...insya Allah dibuatkan post-nya. Tapi ga ada review untuk Adiyasa karena bentrok dengan acara keluarga waktu itu (26 April malam di Lemigas Cipulir). Maaf ya...

[ BOOKED ]

ASSALAMU'ALAYKUM!!

Harus cepet-cepet posting nih. Udah banyak yang harus ditulis. Posting apa? Progress persiapan pernikahan... Pokoknya fokus ke situ dulu urusannya. Posting yang lainnya, sabar ya...antre dulu...

Setelah seharian keliling cari gedung, terakhir ke Graha Zeni seperti posting di sini, akhirnya kami putuskan untuk pulang! Kami sekeluarga diskusi, kapan mau cari gedung lagi, gedung mana lagi yang mau dicari, atau mau langsung aja booking gedung yang udah disurvey hari itu. Dan, pemenangnya adalah... LANGSUNG BOOKING GEDUNG GRAHA ZENI.

Whaaaattt???? Yupz, Graha Zeni. Tapi, dari posting Graha Zeni yang ini kan tanggal yang dimau ga bisa!! Tanggal 7 dan 8 Juni 2014 udah penuh kata Pak Ucu!! Yes, that's right (sok Inggris). Tapi tanggal 15 Juni 2014 malamnya Graha Zeni masih bisa dibooked... hehehehehe

Aku belom cerita ya... *sengaja dan pura-pura bodoh

Begini, waktu ngobrol sama Pak Ucu lewat teleponnya Pak Jarwo waktu itu, memang tanggal 7 dan 8 Juni udah penuh, baik siang maupun malam. Tapi, kabar lainnya adalah di bulan Juni hanya ada 1 waktu saja yang masih bisa disewa, yaitu tanggal 15 Juni 2014 malam. Sama kan dengan Pegadaian? Kalau dari segi ukuran, Graha Zeni lebih besar. Kalau dari segi harga, dua-duanya sama-sama 10 juta rupiah! Waktu udah mepet, kalau masih mau cari gedung di pekan berikutnya, aduuuhhh.... kok kayanya bakal menghabiskan waktu ya. Belum tentu dapat gedung, nanti malah Graha Zeni keburu diambil orang lagi. Lagi pula, masih banyak yang harus diurus.

Nah, supaya ada koordinasi, pihak laki-laki harus dikasih kabar dong.... Akhirnya, aku laporan mau ambil Graha Zeni. Sudah diputuskan akan ambil Graha Zeni tapi tetap akan menunjukkan ke calon suami seperti apa gedungnya di akhir pekan berikutnya. Monggo, tapi tetep langsung DP. Suka ga suka, ambil Graha Zeni *maksa

Waktu berlalu, bergulir, weekdays dilalui dengan normal, tidak banyak perkembangan persiapan (atau bisa disebut ga ada perkembangan?). Gedung aja belum, mau cari yang lain-lain rasanya jadi malas. Akhirnya, sampailah di akhir pekan, waktunya survey Graha Zeni lagi.

Pas kami ke sana, pas ada acara pernikahan di situ. Jadi bisa sekalian lihat seperti apa gedungnya kalau sudah didandani. Hari itu, katering yang tampil Chikal. Hmmmm, aku pernah baca reviewnya tentang Chikal ini beberapa kali. Nah, baru kali itu aku lihat performanya pertama kali. Nanti insya Allah ada review tentang Chikal di post yang lain.

Begitu sampai di Graha Zeni, aku telepon Pak Jarwo untuk ketemuan. Aku udah punya nomor Pak Jarwo (nomor Pak Ucu juga punya sih....) Begitu ketemu, ngobrol-ngobrol sedikit (yang banyak ngobrol sama Pak Jarwo adalah calon suami, ga tau ngobrolin apa, aku sibuk ga jelas foto2 sana sini). Pak Ucu masih ga ada waktu itu. Yang ada wakilnya, Pak Parmin, bapak yang diingat oleh calon suamiku dengan nama Pak Kumis -_-'"

Aku ga langsung DP saat itu juga. Masih santai.... mampir dulu ke Gramedia untuk santai di Dunkin' Donuts sambil ngobrolin persiapan pernikahan. Baru nanti balik lagi sekitar jam 11 atau 12 untuk nyobain Chikal (kata orang2 di blog, Test Food) dan sekalian DP Zeni.

Pas jam 12, kami balik lagi ke Zeni, dan ternyata makanan gubugnya hampir habis. Kalau aku ga salah ingat di situ ada peking duck (habis), zuppa soup (masih), sate (masih), poffertjes (habis), siomay (habis), kambing guling (habis), es doger (masih), dan buffee. Gubug yang lain aku lupa. Secara udah lama banget, baru sekarang aku posting di sini jadinya seingetnya aja ya...

Sebelum nyobain makanan dari Chikal, kami DP dulu ke Pak Parmin. Rp3.000.000,- DP ku dan harus dilunasi 2 minggu sebelum acara. Siap Pak! Oh iya, untuk akad nikah ada 2 pilihan: akad di dalam gedungnya (depan pelaminan) atau di masjid. Untuk akad di depan pelaminan tambah biaya Rp300.000,- kalau aku ga salah ingat ya...Kalau akad di masjid tambahnya Rp1.000.000,- untuk infak. Awalnya aku pikir akad di dalam gedung aja lah... Tapi, setelah menimban-nimbang akhirnya diputuskan akad di masjid Benteng At-Taqwa Graha Zeni. Kenapa? Karena acaraku malam. Dekorasi dipastikan belum selesai waktu akad dilangsungkan jam 4 sore. Kalau memaksakan akad di dalam gedung, pasti ga akan nyaman. Akan banyak suara-suara berisik petugas dekorasi. Pasti riweuh orang hilir mudik mempersiapkan gedung. Kesimpulannya, kami akan akad nikah di masjid Benteng At-Taqwa, insya Allah.

DP selesai, Pak Parmin mempersilahkan kami untuk mencicipi makanan Chikal. Pas kami masuk lagi ke gedung, ga banyak tamu yang ada. Menurutku, gedungnya terlihat agak kosong. Aku jadi kepikiran, gimana ya acara kami nanti? Apakah akan kosong? Doeeengg... saat cari gedung, aku berpikir mencari gedung yang cukup besar untuk menampung tamu. Aku ga mau tamu-tamuku ga nyaman berdesak-desakan. Tapi setelah lihat kejadian ini aku jadi mikir, bagaimana kalau ternyata nanti malah kosoooonnggg.....siiiiinnngggg...acaraku kan malam dan biasanya kalau acaranya malam, tamu-tamu jadi pikir ulang untuk hadir, apalagi yang rumahnya jauh.... Bismillah, mudah-mudahan ga salah pilih. Mudah-mudahan tamunya banyak yang datang. Amiiiinn...

Setelah urusan dengan Graha Zeni selesai, kami pulang dan di perjalanan pulang, aku menghubungi Pak Saefudin bahwa aku ga jadi sewa Gedung Pegadaian. Maaf ya Pak... dan terima kasih loh Pak. Bapak baik banget... dan you know what??? entah bagaimana ternyata konfirmasiku itu tidak sampai maksudnya. Sebulan setelah aku telepon Pak Saefudin, aku ditelepon oleh Pak Saefudin *nah loh!
Aku ditanya jadi apa ga sewa gedung Pegadaian... waduh,,, berarti konfirmasiku waktu itu ga jelas dong. Dan berarti selama ini mereka menanti-nanti kabar dari aku! Masya Allah, jangan-jangan ada capeng lain yang mau sewa tapi terhalang karena nunggu kabar dari aku. Mudah-mudahan nggak...

Graha Zeni

Assalamu'alaykum...

Entah yah, untuk cari gedung tuh aku ga deg-degan. Tapi setelah lihat kenyataan lumayan susah juga cari gedung apalagi 2 incaran tuh berpotensi tidak didapatkan, aku jadi mulai berpikir mau bagaimana lagi.

Kontak Graha Marinir sudah ada, tapi ga mungkin kami hubungi hari Minggu itu juga karena kurang sopan kalau dipikir-pikir. Masa' orang lagi libur dihubungi begitu aja. Jangan-jangan malah mutung lagi nanti. Aku sih maunya muter-muter tempat lain, tapi lihat ibuku udah kelelahan (walaupun dia bilang ga cape' sama sekali) aduuuuhhhh hati tuh rasanya gimanaaaa gitu. Yo wis lah, pikirku. Akhirnya kami putuskan untuk pulang.

Di perjalanan, kami ngobrol-ngobrol mau cari kemana lagi kira-kira di kesempatan berikutnya. Atau mau langsung ambil Gedung Pegadaian aja? Kalau dipikir-pikir kayanya lebih aman ambil Pegadaian, daripada cari-cari lagi waktunya udah sedikit. Masih banyak yang mau diurus.

Setelah beberapa saat, sepupuku inget rekomendasi dari ibu yang di Depsos (nuwun sewu ya bu, kulo mboten ngerti nama panjenengan) tentang Graha Seni yang disebut si ibu. Ma, ini yang terakhir untuk hari ini. Maaf ya ma....kuatin sedikiiiiitttt lagi ya....

Yah, coba aja siapa tahu cocok. Gedung ini aku ga tahu reviewnya di internet. Tapi coba aja lah, namanya juga kepepepepepepet. Kami ke daerah Matraman mencari Gedung Seni. Kebingunganlah kami semua satu mobil Avanza. Manaaaaaaaa ini yang namanya Gedung Seni????  Masa 10 mata ga ada yang lihat sama sekali!! Daripada sesat, mending tanya orang yang ada di sekitar situ. Dan terpilihlah penjual minuman pinggir jalan. Yang turun untuk nanya adalah kakak sepupu iparku. Ayo Mas Ramto!! semangat, kamu bisa! *adek sepupu kurang sopan (lah, aku kan sopir, jaga mobil wekekeekke)

Kalau lihat dari gesture (halaaahh) abang penjualnya sih roman-romannya gedungnya udah kelewatan. Dan ternyata benar!!! Gedungnya sudah kami lewati. Makin bingunglah aku. Bagaimana mungkin kami semua berlima, 10 mata, 5 otak, 10 tangan, 10 kaki ga ada yang sadar sama Gedung Seni! Wah, kalau udah kelewatan, harus putar balik lagi dong. Jauuuuuuuuuuhhhhhh kan puter baliknya kalau Matraman.... dan sebagai warga negara yang baik, kami (khususnya aku sebagai sopir) setir mundur aja mobilnya. Ga jauh kok katanya... *kata si abang penjual minuman
hehehehehe

Dan jeng jeng jeng kami terarah ke sebuah tempat bernama Direktorat Zeni Angkatan Darat. Jeedddeeeeennnnggg!!! Oalah...ternyata Zeni toh. Pusing pusing nyari Seni ga tahunya Zeni. Ternyata si ibu pelafalan Z nya sama dengan pelafalan S. Baiklah. Bismillah, kami masuk.

Masuk ke dalam, kesanku adalah lingkungannya adem, banyak pohon, serba hijau pokoknya. Cat juga warna hijau. Otomatis, namanya juga TNI AD, warnanya kan hijau. Ada yang berbeda di sini:
1. Mobil kami ga melintas di depan pos jaga. Kenapa? Lah wong, jalannya aja dikasih penghalang supaya ga lewat depan pos jaga! Kami diarahkan lewat jalan konblok kecil (jalannya bukan dari aspal). Bentuk jalannya melengkung di sebelah kanan kalau dari arah masuk. Jalan ini langsung mengarah ke dalam, tanpa melewati pos jaga. Jadi, dengan kata lain, kami masuk tanpa lapor diri seperti di Graha Marinir.

2. Satu yang berbeda, di sini keamanan ga begitu ketat seperti di Graha Marinir. Ga ketatnya bukan yang gimana-gimana ya... Di sini tetap ada prajurit jaga bawa senapan berdiri lama sama seperti di Graha Marinir. Bedanya, kalau di Graha Marinir kami harus lapor diri ke pos jaga dan meninggalkan KTP tapi di sini kami sama sekali ga diarahkan untuk melakukan hal yang sama. Posnya sih tetap ada, tapi ya itu tadi, kami ga perlu meninggalkan tanda pengenal atau mengisi buku tamu. Sampai-sampai kami bingung sendiri. Beneran ini ga perlu lapor? Nanti salah lagi, dianggapnya ga taat peraturan atau ga sopan. Tapi, mereka cuek-cuek aja melihat mobil kami ngeloyor masuk begitu aja. Saking bingungnya, sepupu iparku sampe turun mobil nanyain perlu isi buku tamu apa nggak! Dan ternyata jawabannya, ga perlu. Masuk dan parkir aja.... *tepok jidat

Pas kami datang, sepiiiiii sekali. Kenapa? Alasannya sama seperti Graha Marinir, semalam baru dipakai untuk acara internal merayakan Wafat Isa Al-Masih. Setelah masuk, kami pilih parkir di tanah terbuka depan kantin seberang Graha Zeni. Kenapa? Karena di situ ada pohon, biar mobilnya diparkir di tempat adem. Daripada di lapangan... panaaaaasss...kasihan mobilnya.

Coba-coba tanya ke petugas bisa hubungi siapa, kami diminta untuk mencari Pak Jarwo. Coba ke kantin kata petugasnya. Tanya ke kantin, kami disuruh langsung masuk aja ke Graha Zeninya. Pak Jarwo ada di situ. Pas! Pas ketemu orangnya, pas ada di gedungnya, pas sekalian lihat dalamnya. Kalau menurutku Graha Zeni ini sedikit reviewnya. Tapi kalau mau tahu gambarnya sih ada di mbah.

Pas lihat ke dalam gedung, cukup mencengangkan. Bentuknya memanjang, beda dengan gedung lain yang biasanya kotak persegi. Graha Zeni bentuknya persegi panjaaaaaanngggg.... 1.000 tamu? Kalau yang ini, aku yakin muat.

Clingak-clinguk ke dalam, ga kelihatan ada orang tapi tiba-tiba ada suara dari dalam gedung. Itulah Pak Jarwo! Dia ada di ruang kendali. Ngobrol-ngobrol harga Graha Zeni sama dengan gedung Pegadaian, yaitu Rp10.000.000,- Well, kalau dari sisi ukuran, mending Graha Zeni kalau menurutku. Tapi eh tetapi teteuuuup harus tanya dulu bisa ga disewa tanggal 7 atau 8 Juni 2014.

Nah, ternyata Pak Jarwo ini bukan marketingnya Graha Zeni. Yang berwenang tuh Pak Ucu. Karena hari itu libur, jadi tetap harus menghubungi Pak Ucu di hari kerja. Yaaaahhh, sami mawon dengan Graha Zeni... Dan dengan baik hatinya, Pak Jarwo menawarkan untuk menelepon Pak Ucu untuk memastikan tanggal, pake teleponnya Pak Jarwo lagi. Alhamdulillah....

Begitu ngomong sama Pak Ucu lewat telepon, udah deh ga usah pake basa-basi (udah keburu capek muter2..), aku langsung tanya Graha Zeni bisa aku sewa ga di tanggal yang aku mau. Dan udah ketebak kan jawabannya??? Tanggal 7 dan 8 Juni udah penuh mbaaakkk....Toeeeennggg!!!!

Waktu itu Pak Ucu lagi di rumah sakit, 2 anaknya dirawat di rumah sakit jadi ga bisa ngobrol lama-lama. Semoga anaknya cepat sembuh ya Pak...

Pak Ucu, kami pamit pulang. Terima kasih teleponnya...

Saya lupa foto Graha Zeni, tapi udah ada kok gambar Graha Zeni kalau cari di mbah

Senin, 05 Mei 2014

Graha Marinir

Assalamu'alaykum semuanya...

Walaupun sudah taruh nama untuk pesan Gedung Pegadaian, kami tetap keukeuh lihat Graha Marinir. Kenapa? Yah, karena coba-coba dan sepertinya Graha Marinir lebih luas. Kami tetap mau cari tanggal 7 atau 8 Juni 2014 siang! Pokoknya tetap semangat!

Dari Pegadaian, kami langsung menuju Graha Marinir. Nah di sini nih bedanya masuk ke gedung angkatan laut.... wajib lapor!! Setelah masuk gerbang, kami wajib lapor di pos keamanan. Ngapain aja? Isi buku tamu dan tinggalkan KTP.

Kalau di Depsos dan Pegadaian, kami bertanya ke satpam harus kemana, nah di sini kami bertanya langsung ke prajurit yang di pos penjagaan. Hormaaaaatttt grakkkk!!! Di sini pengamanannya lebih ketat. Untuk masuk ke area Graha Marinir, kami harus meninggalkan salah satu tanda pengenal alias KTP di pos jaga untuk ditukarkan dengan kartu pengunjung, isi buku tamu, baru deh boleh lihat-lihat.

Usut punya usut, ternyata pengelola atau petugas pemasarannya libur hari itu. Pemasaran hanya bisa ditemui di hari kerja. Untuk hari libur, ga ada yang bisa ditanya-tanya. Yaaaahhhhhh..... kiciwa hati ini. Harus izin kerja dong atau ambil cuti. Duh!

Ya udahlah, mau bagaimana lagi. Udah sampai di sini, aku ga mau rugi. Aku tanya sama petugas pos jaga, "Berarti ga bisa lihat-lihat ke dalam ya". Dan taraaaaa.... ternyata boleh untuk lihat-lihat aja ke dalam. Anehnya, kami boleh lihat-lihat tanpa harus dikawal oleh salah seorang perwira. Baguslah...

Langsung kami menuju gedung yang rasanya lumayan agak jauh dari pos penjagaan. Apalagi udah hampir jam 11 siang. Mataharinya ceraaaaahhhh banget hari itu. Kasihan ibuku pasti cape' banget. Demi anaknya, rasa lelah tak berarti baginya T^T

Sampai di gedungnya, kami kebingungan clingak clinguk cari pintu masuk. Bukan karena pintunya ga kelihatan. Langsung kelihatan pintu besar tepat menghadap depan tapi terkunci..... Lah, kata petugasnya langsung masuk aja tapi kok kekunci gini. Kakak sepupuku cari-cari ke sisi samping dan alhamdulillah ketemu pintu yang ukurannya lebih kecil dan tidak terkunci. Kami pun masuk ke dalamnya.

Suasananya gelap. Karena ga tahu di mana saklar lampunya, kami ga bisa nyalain lampu. Aku lihat ke panggungnya, ga terlalu tinggi. Ini yang kami cari karena ibuku punya masalah dengan ostheoarthritis dan ibu calon suami punya stroke dan kesulitan untuk berjalan. Dalam hati berdo'a, semoga berjodoh dengan gedung ini. Kalau dilihat, memang menurutku lebih besar daripada Gedung Pegadaian. Tapi, kami punya pengalaman dengan AC nya yang kurang dingin dan ruangan akan jadi terasa panas kalau tamu tumplek bleg di dalamnya. PR banget lah pokoknya.

Ini sedikit foto bagian dalam Graha Marinir dari atas panggung pelaminan. Maaf ya gelap....





Kalau teman-teman bisa lihat, walaupun samar-samar, di ruangan itu ada dua bentangan seperti karpet. Yang satu berwarna merah (sebelah kanan) adalah karpet sajadah dan yang satu lagi (warna hijau) itu seperti alas yang bentuknya menyerupai lapangan badminton *aku ga tau namanya apa.

Sepertinya sih ruangan ini dipakai untuk macam-macam kegiatan. Sempat terbersit dalam pikiranku saat itu, apa mungkin ruangan ini dipakai secara bersamaan untuk sholat dan badminton? Yang satu butuh khusyuk, yang satu memiliki pekikan semangat-menyemangati. Aku jadi geli sendiri. Ahhhh... ga bersamaan kali ya. Pas waktunya sholat, kegiatan badmintonnya berhenti dulu lah ya.... atau dua kegiatan itu dilakukan pada waktu yang berbeda tapi karpetnya aja yang belum dipindahkan. *iseng aja otakku

Satu hal yang buat aku suka sama tempat ini. Ternyata di sini ada rusa! Seperti di Istana Bogor!!! Ada rusa yang dipelihara di sini. Ini nih buktinya....





Itu sekumpulan rusa ya...bukan kambing. Memang terlihat kecil tapi itu rusa *maksa.
Kenapa foto rusanya kecil? Karena aku motret pakai kamera hp dan ga ada mode zoom. Mau foto dari dekat harus injak rumput. Kalau injak rumput, nanti distraap sama petugasnya....ogah deh...  -_-''

Fokus lagi!
Karena udah ga mungkin dapet gedung BC, aku berharap banget bisa dapat gedung ini. Lagipula, hari minggu begini aja kosong, berarti masih ada harapan aku bisa sewa Graha Marinir. Ya Allah, hamba berharap sekali. Tapi, karena pengelolanya alias marketingnya libur hari ini, kami harus menghubungi di hari kerja/ujug2 datang di hari kerja.

Setelah dirasa cukup melihat2, kami kembali ke pos jaga untuk lapor dan pamit diri PLUS minta nomor yang bisa dihubungi untuk sewa gedung. Alhamdulillah dapet kontak yang bisa dihubungi. Pas ke pos jaga untuk ambil KTP, speak speak sedikit sama prajuritnya soal kapan rencana sewanya. Menurut mereka, sepertinya akan sulit untuk dapat di bulan Juni 2014. Tapi hari ini aja kosong, gedungnya ga dipake. Berarti kami masih punya peluang besar dong bisa sewa di tanggal yang kami mau. Anda tahu apa jawabannya? Ternyata, katanya, hari itu gedungnya kosong karena memang tidak disewakan pada saat itu. Kenapa? Karena semalam gedungnya dipakai untuk acara peringatan wafat Isa Al-Masih di lingkungan internal mereka. Jadi, paginya sengaja tidak disewakan (ingeeeettt... kami survei gedung di tanggal 20 April 2014)

Bagoooossss!!!! mikir lagi jadinya. Masih ada kemungkinan ga bisa pakai gedung ini...   -,-