Jumat, 25 April 2014

Mengingat, menimbang, memutuskan

Assalamu'alaykum wa rohmatullahi wa barokatuh

Kali ini masih tentang persiapan pernikahan. Seperti kata orang, yang pertama harus dipikirkan adalah gedung!! Secara ya ini Jakarta, banyak gedung tapi susssssaaaaaahhhhhhnyaaaaaa buat dapet. Orang-orang pada rebutan nyari gedung untuk acara pernikahan. Yah maklum lah ya, setiap tahun pasti ada orang yang nikah dong di Jakarta. Dalam setahun ada 52 minggu. Biasanya orang kan nikah/menyelenggarakan resepsi hari sabtu atau minggu ya yang paling umum. Berarti bisa kurang lebih 104 hari. Nah, resepsi di gedung biasanya bisa siang bisa malam. Berarti dalam setahun kurang lebih bisa ada 208 acara. Gedung di Jakarta ada berapa ya? Banyak deh pokoknya!!! Sebanyak apapun gedung, tetap aja yang nikah itu bisa ribuan pasangan. Jadi deh berebutan gedung wekekekekeke.

Nah, kenapa kami milih gedung untuk menyelenggarakan hajatan kali ini?
1. Yang mau diundang banyak, bahkan setelah dihitung-hitung bisa mencapai 500 undangan (bisa 1.000 orang yang datang). Banyak banger kan ya...Kenapa bisa banyak?
- Ngundang keluarga pastinya. Orang tuaku mengundang saudara-saudara kandung mereka (ya iyalah...) dan ini berakibat juga mengundang keponakan-keponakan mereka (alias sepupu-sepupuku) juga dong.... Ayahku itu 5 bersaudara, 1 telah wafat. Berarti yang diundang 3 saudara kandungnya dan belasan keponakannya :)
Ibuku 6 bersaudara. Berarti mengundang 5 saudara kandungnya dan belasan keponakannya juga.... dan keponakan kedua orang tuaku kebanyakan sudah berkeluarga dan anak-anak yang lucu-lucu. Kebayang dong berapa yang akan ikut? 1 undangan bisa-bisa ada 3-4 orang yang datang. Berhenti sampai di situ???? Oh tentu tidak.... Itu kan baru saudara kandung orang tuaku. Masih ada saudara-saudara sepupu mereka (om dan tante bagiku). Berapa banyak? Kalau digabung dari ayah dan ibuku, ada puluhan, bukan sekadar 20-30 loh.... Udah? Belom....
Ada lagi saudara-saudara yang kalau dari hubungan darah ga terlalu dekat tapi hubungan komunikasinya dekat. Berapa? Bisa puluhan juga (sekali lagi, bukan 20-30). Kenapa juga ngundang segitu banyak? Itu karena rasa ingin menghormati mereka dan karena kami punya hubungan baik. Rasanya kok ya kurang sopan kalau ga ngundang... Pulau Jawa sekali...
- Teman kerja orang tuaku. Yupz, ayah dan ibuku bekerja. Walaupun ayah sudah pensiun tapi masih punya hubungan baik dengan rekan-rekan kerjanya. Jumlahnya? Belasan mungkin (dari ayahku saja). Kalau dengan teman-teman kerja ibuku ya bisa jadi 2x lipatnya.
- Tetangga sekitar rumah yang 1 RT. Pernah denger, tetangga adalah saudara terdekat??? Aku termasuk yang setuju dengan itu. Secara ya, memang mereka yang paling dekat dengan kita dari segi jarak. Kalau ada apa-apa bisa saja mereka lebih dulu tahu daripada saudara kandung kita sendiri. Makanya, baik-baik sama tetangga. 1 RT, undang semua! ;D (sebenarnya ga cuma 1 RT sih,,,ada juga dari RT lain)
- Ayahku selama sudah pensiun, diminta untuk menjadi pengurus RW. Yupz, sudah jelas teman-temannya yang sama-sama pengurus RW juga diundang. Nah, biasanya kan pengurus RW kenal dengan pengurus RT lain tuh..... Diundang ga yah??? Aku ga tau deh ayahku ngundang pengurus RT lain apa ga.
- Ayahku juga aktif di masjid sejak masih bekerja. Jelas dong, jamaah masjid diundang :)
- Lah, dari tadi ayah terus yang nambah. Ibunya? Kalau ibuku udah banyak dari saudara-saudaranya!! hehehe... hebring lah pokoknya
- Kurang lebih seperti itulah dari pihak orang tuaku. Sekarang dari pihakku yang pasti teman-temanku dong... Teman-teman kantor, kuliah, rumah, halaqoh, dll. Jumlahnya? lebih dari 100 sepertinya (undangannya ya, bukan orangnya).
- Dan yang tidak boleh lupa, dari pihak calon suami. Keluarganya dan teman-temannya... Berapa? banyak lah...
Fiuuuuhhh, panjang juga ya penjelasannya. Jadi kalau ditotal-total undangannya ada ratuuuusaaannnn... *sambil ngunyah wafer tango ;D

2. Rumah kami letaknya ada di gang dan rumahnya BTN. Kebayang ga bagaimana jadinya ngundang banyak orang begitu? Kalau aku ga mau bayangin.... hehehehehehe
Yang pasti, kami harus menutup gang di depan rumah kami untuk jadi tempat resepsi. Akibatnya, mengganggu orang yang akan memakai jalan. Lagi, harus siap-siap rumah. Pindah-pindahin kursi, meja, perabotan supaya lebih lapang untuk tempat pelaminan, meja hidangan makanan, meja penerima tamu. Belum lagi mikirin parkir yang udah pasti sempit. Duh, ribet!

3. Mengingat poin 1, menimbang poin 2, maka kami memutuskan SEWA GEDUNG SAJA. habis perkara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar