Senin, 21 April 2014

Que sera, sera

Bismillahirrohmanirrohim

Pemilu Legislatif 2014 kemarin heboh dengan kekhawatiran banyaknya golput. Aku sendiri ga tau ya tingkat golput seperti apa sekarang. Aku pribadi termasuk orang yang ga golput alias ikut nyoblos.... blos... blos...

Mungkin banyak orang berpikiran bahwa lembaga tinggi negara ini sudah bobrok. Berita negatif A sampai Z lanjut lagi AA sampai ZZ dan terus sampai banyaaaaaakkkkk sekali berita negatif memang sepertinya membuat berpikir "Ahhh... mau diapain juga ga ada bedanya!!!"
Tapi entah kenapa aku termasuk yang masih ingin punya harapan untuk kebaikan negeri ini. Ga mungkin negeri ini hanya punya hal-hal buruk untuk didengar dan dilihat. Pasti (!) ada hal-hal baik yang patut diperjuangkan. Kalau soal manusianya....ga ada yang sempurna! Ada, pasti ada orang baik yang nyangkut di deretan nama surat suara. Cara taunya? Ga gampang emang. Tapi yah, seenggak-enggaknya sempetin lah sedikit waktu untuk melihat profil para calon di websitenya KPU http://dct.kpu.go.id/

Sebenarnya bukan cuma aku aja yang begitu. Banyak juga warga negara yang masih bersedia nyoblos di hari Pemilu yang sengaja dibuat libur supaya orang pada nyoblos. Termasuk orang tuaku. Ayahku ikut jadi panitia TPS di sekita rumah. Ibuku semangat banget ngajakin ikutan Pemilu. Subuh-subuh udah nyuruh siap-siap. -_-

Waktunya kan masih panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannngggg.... ngapain juga buru-buru. Saking semangatnya, jam tujuh ibuku udah nyuruh aku ikut dia ke TPS untuk milih. Aku anak baik yang penurut qurota a'yun (amiiinnn...) ini manutttt aja. Kakakku juga dioprak-oprak ibuku. Tapi dia si anak laki-laki tak mau diatur dan disuruh-suruh langsung naik ke atas, masuk kamar tutup dan kunci pintu. Tidddduuurrr lageeee!!!! (dia nyoblos jam setengah 11 siang, setelah puas tidur...)

Dan setelah sampai di TPS, mulai aja belom! Panitia udah pada ngumpul sih, saksi juga. Ada juga beberapa orang pemilih yang udah datang. Tapi blom ngapain2 kawan! Akhirnya kami ke meja pendaftaran dan dapat nomor antrean. Dan jadilah kami ikut menyaksikan pemeriksaan awal kelengkapan peralatan dan dokumen yang harus ada untuk pemilu ini. Segala macam formulir dengan kode-kode huruf yang bagiku buaaannyyyaaaak banget bikin njlimet sakit kepala denger nama formulirnya. Blom lagi menghitung jumlah surat suara yang harus cukup. Hitung deh tuh satu-satu! @.@

Dan ibuku yang rajin binti semangat bergoongan darah O itu sudah bosan dengan proses pemeriksaan itu. " Ih!!! Lama banget! ", begitu katanya. Lah, salah sendiri kan yah semangat banget datang pagi-pagi. -_-'"

Ah, tapi aku sendiri senang memutuskan untuk ikut memilih. Aku memang ga tau pilihanku ini sempurna atau tidak. Akankah dia bertindak buruk di masa depan karena memang tidak kenal secara pribadi. Tapi kalau dipikir-pikir masa iya kita harus kenal dengan semua mereka baru mau ikut milih. Mana kita tahu dari dulu kalau meraka bakal mencalonkan diri. Dan mana mungkin mereka memperkenalkan diri ke tiap-tiap orang di Indonesia!!! Negara ini memang begini adanya, menggunakan sistem demokrasi seperti negara di belahan barat sana. Saya pro demokrasi??? Nggak juga tuh. Biasa-biasa aja. Saya ga ngerti begitu-begituan. Tapi beginilah cara memilih pemimpin di negeri ini sekarang. Bagi saya, gunakan saja hak pilih. Yang bisa saya lakukan hanya mencoba untuk tahu walaupun selapis kulit ari dan menentukan pilihan. Ga lupa juga berdoa semoga Allah supaya membantu negeri ini dari kesulitan.

Bismillah.... giliranku tiba saat itu. Mengambil surat suara, menuju bilik suara, buka surat suara, mengecek surat suara, dan coblos! prok...prok...prok... Selesai sudah tugasku. Que sera, sera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar