Rabu, 21 Mei 2014

Graha Zeni

Assalamu'alaykum...

Entah yah, untuk cari gedung tuh aku ga deg-degan. Tapi setelah lihat kenyataan lumayan susah juga cari gedung apalagi 2 incaran tuh berpotensi tidak didapatkan, aku jadi mulai berpikir mau bagaimana lagi.

Kontak Graha Marinir sudah ada, tapi ga mungkin kami hubungi hari Minggu itu juga karena kurang sopan kalau dipikir-pikir. Masa' orang lagi libur dihubungi begitu aja. Jangan-jangan malah mutung lagi nanti. Aku sih maunya muter-muter tempat lain, tapi lihat ibuku udah kelelahan (walaupun dia bilang ga cape' sama sekali) aduuuuhhhh hati tuh rasanya gimanaaaa gitu. Yo wis lah, pikirku. Akhirnya kami putuskan untuk pulang.

Di perjalanan, kami ngobrol-ngobrol mau cari kemana lagi kira-kira di kesempatan berikutnya. Atau mau langsung ambil Gedung Pegadaian aja? Kalau dipikir-pikir kayanya lebih aman ambil Pegadaian, daripada cari-cari lagi waktunya udah sedikit. Masih banyak yang mau diurus.

Setelah beberapa saat, sepupuku inget rekomendasi dari ibu yang di Depsos (nuwun sewu ya bu, kulo mboten ngerti nama panjenengan) tentang Graha Seni yang disebut si ibu. Ma, ini yang terakhir untuk hari ini. Maaf ya ma....kuatin sedikiiiiitttt lagi ya....

Yah, coba aja siapa tahu cocok. Gedung ini aku ga tahu reviewnya di internet. Tapi coba aja lah, namanya juga kepepepepepepet. Kami ke daerah Matraman mencari Gedung Seni. Kebingunganlah kami semua satu mobil Avanza. Manaaaaaaaa ini yang namanya Gedung Seni????  Masa 10 mata ga ada yang lihat sama sekali!! Daripada sesat, mending tanya orang yang ada di sekitar situ. Dan terpilihlah penjual minuman pinggir jalan. Yang turun untuk nanya adalah kakak sepupu iparku. Ayo Mas Ramto!! semangat, kamu bisa! *adek sepupu kurang sopan (lah, aku kan sopir, jaga mobil wekekeekke)

Kalau lihat dari gesture (halaaahh) abang penjualnya sih roman-romannya gedungnya udah kelewatan. Dan ternyata benar!!! Gedungnya sudah kami lewati. Makin bingunglah aku. Bagaimana mungkin kami semua berlima, 10 mata, 5 otak, 10 tangan, 10 kaki ga ada yang sadar sama Gedung Seni! Wah, kalau udah kelewatan, harus putar balik lagi dong. Jauuuuuuuuuuhhhhhh kan puter baliknya kalau Matraman.... dan sebagai warga negara yang baik, kami (khususnya aku sebagai sopir) setir mundur aja mobilnya. Ga jauh kok katanya... *kata si abang penjual minuman
hehehehehe

Dan jeng jeng jeng kami terarah ke sebuah tempat bernama Direktorat Zeni Angkatan Darat. Jeedddeeeeennnnggg!!! Oalah...ternyata Zeni toh. Pusing pusing nyari Seni ga tahunya Zeni. Ternyata si ibu pelafalan Z nya sama dengan pelafalan S. Baiklah. Bismillah, kami masuk.

Masuk ke dalam, kesanku adalah lingkungannya adem, banyak pohon, serba hijau pokoknya. Cat juga warna hijau. Otomatis, namanya juga TNI AD, warnanya kan hijau. Ada yang berbeda di sini:
1. Mobil kami ga melintas di depan pos jaga. Kenapa? Lah wong, jalannya aja dikasih penghalang supaya ga lewat depan pos jaga! Kami diarahkan lewat jalan konblok kecil (jalannya bukan dari aspal). Bentuk jalannya melengkung di sebelah kanan kalau dari arah masuk. Jalan ini langsung mengarah ke dalam, tanpa melewati pos jaga. Jadi, dengan kata lain, kami masuk tanpa lapor diri seperti di Graha Marinir.

2. Satu yang berbeda, di sini keamanan ga begitu ketat seperti di Graha Marinir. Ga ketatnya bukan yang gimana-gimana ya... Di sini tetap ada prajurit jaga bawa senapan berdiri lama sama seperti di Graha Marinir. Bedanya, kalau di Graha Marinir kami harus lapor diri ke pos jaga dan meninggalkan KTP tapi di sini kami sama sekali ga diarahkan untuk melakukan hal yang sama. Posnya sih tetap ada, tapi ya itu tadi, kami ga perlu meninggalkan tanda pengenal atau mengisi buku tamu. Sampai-sampai kami bingung sendiri. Beneran ini ga perlu lapor? Nanti salah lagi, dianggapnya ga taat peraturan atau ga sopan. Tapi, mereka cuek-cuek aja melihat mobil kami ngeloyor masuk begitu aja. Saking bingungnya, sepupu iparku sampe turun mobil nanyain perlu isi buku tamu apa nggak! Dan ternyata jawabannya, ga perlu. Masuk dan parkir aja.... *tepok jidat

Pas kami datang, sepiiiiii sekali. Kenapa? Alasannya sama seperti Graha Marinir, semalam baru dipakai untuk acara internal merayakan Wafat Isa Al-Masih. Setelah masuk, kami pilih parkir di tanah terbuka depan kantin seberang Graha Zeni. Kenapa? Karena di situ ada pohon, biar mobilnya diparkir di tempat adem. Daripada di lapangan... panaaaaasss...kasihan mobilnya.

Coba-coba tanya ke petugas bisa hubungi siapa, kami diminta untuk mencari Pak Jarwo. Coba ke kantin kata petugasnya. Tanya ke kantin, kami disuruh langsung masuk aja ke Graha Zeninya. Pak Jarwo ada di situ. Pas! Pas ketemu orangnya, pas ada di gedungnya, pas sekalian lihat dalamnya. Kalau menurutku Graha Zeni ini sedikit reviewnya. Tapi kalau mau tahu gambarnya sih ada di mbah.

Pas lihat ke dalam gedung, cukup mencengangkan. Bentuknya memanjang, beda dengan gedung lain yang biasanya kotak persegi. Graha Zeni bentuknya persegi panjaaaaaanngggg.... 1.000 tamu? Kalau yang ini, aku yakin muat.

Clingak-clinguk ke dalam, ga kelihatan ada orang tapi tiba-tiba ada suara dari dalam gedung. Itulah Pak Jarwo! Dia ada di ruang kendali. Ngobrol-ngobrol harga Graha Zeni sama dengan gedung Pegadaian, yaitu Rp10.000.000,- Well, kalau dari sisi ukuran, mending Graha Zeni kalau menurutku. Tapi eh tetapi teteuuuup harus tanya dulu bisa ga disewa tanggal 7 atau 8 Juni 2014.

Nah, ternyata Pak Jarwo ini bukan marketingnya Graha Zeni. Yang berwenang tuh Pak Ucu. Karena hari itu libur, jadi tetap harus menghubungi Pak Ucu di hari kerja. Yaaaahhh, sami mawon dengan Graha Zeni... Dan dengan baik hatinya, Pak Jarwo menawarkan untuk menelepon Pak Ucu untuk memastikan tanggal, pake teleponnya Pak Jarwo lagi. Alhamdulillah....

Begitu ngomong sama Pak Ucu lewat telepon, udah deh ga usah pake basa-basi (udah keburu capek muter2..), aku langsung tanya Graha Zeni bisa aku sewa ga di tanggal yang aku mau. Dan udah ketebak kan jawabannya??? Tanggal 7 dan 8 Juni udah penuh mbaaakkk....Toeeeennggg!!!!

Waktu itu Pak Ucu lagi di rumah sakit, 2 anaknya dirawat di rumah sakit jadi ga bisa ngobrol lama-lama. Semoga anaknya cepat sembuh ya Pak...

Pak Ucu, kami pamit pulang. Terima kasih teleponnya...

Saya lupa foto Graha Zeni, tapi udah ada kok gambar Graha Zeni kalau cari di mbah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar